Media tanam anorganik untuk ber hidroponik

Selain media tanam organik, dalam metode hidroponik juga dikenal media tanam anorganik atau media yang berasal dari bahan selain sisa bagian tumbuhan. Media tanam ini biasanya banyak digunakan karena sifatnya yang permanen dan lebih mudah digunakan. Berikut ini beberapa contoh media tanam anorganik yang biasa digunakan dalam metode tanam hidroponik

Rockwool

RW IMPORT

Rockwool adalah salah satu media tanam hidroponik yang sangat digemari oleh para petani atau mereka yang hobi berkebun dengan metode hidroponik khususnya di Indonesia. Rockwool merupakan media tanam anorganik yang didapat dari proses pemanasan batuan basalt dan bentuknya hampir menyerupai spons atau busa yang biasa digunakan untuk mencuci piring. Untuk menghasilkan rockwool, bayuan basalt dipanaskan dengan suhu atau temperatur yang sanagt tinggi sehingga batuan tersebut mencair dan selanjutnya membentuk serabut halus. Tekstur rockwool yang lembut dan bobotnya yang cukup ringan serta daya serap yang baik membuat rockwool banyak digemari. Saat ini rockwool banyak dipasarkan ditoko-toko atau gerai yang menjual peralatan hidroponik sehingga anda dapat menemukannya dengan mudah.

Hydroton

 

Meskipun dinamakan hydroton, jangan salah sangka, media ini justru terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk bulat dengan macam-macam variasi ukuran diameter 1 hingga 2,5 cm. Hydroton dibuat dengan cara memanaskan tanah liat atau lempung sehingga teksturnya akan lebih padat dan kering. Daya serap air dan nutrisi yang dimiliki oleh hydroton sangat baik karena terdapat pori-pori di dalamnya. Penggunaan hydroton dalam metode hydroponik sangat cocok untuk pertumbuhan akar karena pHnya yang netral serta aerasi yang tinggi. Jika diletakkan dalam suatu wadah tanam hidroponik maka hydroton mampu menciptakan celah atau ruang antara bulatan-bulatannya sehingga tanaman mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. Selain itu, media tanam ini dapat digunakan secara permanen dan berulang kali. Anda hanya perlu mencucinya sebelum melakukan penanaman berikutnya.

Perlite

Jika rockwool terbuat dari batuan basalt yang dilelehkan maka perlite adalah media tanam yang terbuat dari batuan silika juga dipanaskan pada temperatur yang sangat tinggi. Perlite memiliki daya serap air yang cukup baik,  tekstur dan bentuk yang menyerupai styrofoam sehingga jika digunakan sebagai media tanam hidroponik, media ini dapat meningkatkan aerasi tanaman. Bobot perlite juga sangat ringan dan dapat dicampur dengan media tanam yang lain baik organik maupun anorganik untik meningkatkan kualitasnya,dan yang pasti pencampuran dilakukan dengan perbandingan tertentu.

Vermiculite

Vermiculite adalah media tanam anorganik yang terbuat dari batuan yang dipanaskan dan sifatnya hampir mirip dengan perlite, namun daya serap air dan bobot vermiculite diklaim lebih tinggi dibandingkan dengan media tanam perlite. Untuk digunakan dalam metode hidroponik, media tanam ini biasanya dicampur dengan perlite dan tentunya dengan kadar yang atau perbandingan yang telah ditentukan.

Pasir

Pasir atau sand ternyata dapat digunakan sebagai media tanam dalam metode hidroponik. Istilah sandponic yang sering kita dengar adalah metode penanaman dengan menggunakan pasir sebagai medianya. Media tanam pasir atau sandponic ini cukup populer dan banyak digunakan di negara-negara yang memiliki padang pasir. Dalam metode hidroponik, pasir dapat digunakan untuk menyerap air dan mengalirkan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman.

Pecahan bata dan kerikil (gravel)

Pecahan batu bata dan kerikil dapat digunakan sebagai media tanam metode hidroponik terutama bagi anda yang ingin menambah kesan alami pada kebun atau teras rumah anda. Meskipun demikian, kerikil dan pecahan bata tersebut hanya dapat digunakan untuk menanam tanaman yang tahan terhadap air dan memiliki kebutuhan air yang cukup tinggi.

Kelebihan dan Kekurangan Media Anorganik

Dibandingkan dengan media organik, media tanama anorganik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat dijadikan patokan dalam memilih media tanam hidroponik yang sesuai dengan lingkungan dan jenis tanaman. Adapun kelebihan dan kekurangan media tanam anorganik adalah sebagai berikut :

Kelebihan media tanam anorganik :

  • Media tanam bersifat permanen dan dapat digunakan berkali-kali dalam jangka waktu yang cukup lama.
  • Memiliki tingkat aerasi yang optimal
  • Media tidak terlalu lembab sehingga tidak mudah terjadi pembusukan.
  • Terjamin sterilitasnya
  • Dapat mencegah timbulnya penyakit pada tanaman yang disebaban oleh bakteri, virus dan jamur

Kekurangan media tanam anorganik

  • Media tanam lebih berat karena biasanya berasal dari batuan
  • Tidak dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme baik pada tanaman seperti mikoriza
  • Nutrisi terlalu cepat diserap dan dialirkan sehingga dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman.
  • Media anorganik tidak terlalu cocok untuk pertumbuhan akar tanaman.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.