Hidroponikuntuksemua.com – terdapat banyak sistem bercocok tanam yang bisa dilakukan di indonesia. Kita tahu bahwa indonesia merupakan negara agraris yang dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah sehingga banyak warga negaranya yang bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga wajar kalau sistem bercocok tanam tersebut sudah familiar di kalangan masyarakat indonesia. Tidak hanya sekarang, sejak dahulu masyarakat indonesia sudah mengenal sistem bercocok tanam dan bisa melakukan berbagai macam jenis tanaman yang berhasil dilakukan penanaman. Seiring dengan perkembangan zaman, kini sistem bercocok tanam yang berkembang di indonesia sangat beragam mulai dari yang paling mudah hingga yang paling sulit. Hal tersebut tentu saja menjadi keuntungan tersendiri karena dapat mempermudah masyarakat dalam memilih sistem bercocok tanam yang cocok dengan sumber daya yang mereka miliki.
Seperti yang kita ketahui bahwa indonesia memiliki banyak sistem bercocok tanam yang bisa dipilih dan digunakan oleh mereka yang akan memulai penanaman. Diantara banyaknya sistem bercocok tanam yang ada di indonesia, sistem bercocok tanam hidroponik merupakan salah satu sistem bercocok tanam yang baru tetapi tetap cocok dilakukan dengan iklim yang ada di indonesia ini. Sistem hidroponik sendiri sebenarnya bukan sistem penanaman yang asli berasal dari indonesia namun merupakan sistem penanaman baru yang konon sudah dilakukan sejak zaman mesir kuno. Sistem penanaman hidroponik tersebut bisa dilakukan tanpa harus menggunakan tanah. Hal tersebut lah yang menjadi salah satu daya tarik sistem penanaman hidroponik sehingga para pecinta berkebun mulai menggunakan sistem hidroponik tersebut.
Dikarenakan sistem penanaman hidroponik tersebut masih terbilang sistem penanaman baru di indonesia, maka wajar jika masih banyak ditemukan masyarakat yang masih awam dengan sistem penanaman yang satu ini. Karena kita tahu bahwa sistem penanaman yang satu ini memang dilakukan dengan cara dan peralatan yang cukup berbeda dengan sistem penanaman tanaman pada umumnya. Namun, walaupun begitu prinsip penanaman tanaman dengan menggunakan sistem hidroponik tersebut tetap bisa dilakukan dengan prinsip yang sama dengan sistem penanaman yang lain. Sehingga, bagi mereka yang sudah familiar dengan sistem bertanam akan lebih mudah memahami sistem penanaman hidroponik yang satu ini. Cara penanaman yang berbeda pada sistem hidroponik tersebut salah satunya adalah tahapan pengukuran larutan nutrisi.
Dalam penanaman hidroponik, pengukuran nutrisi merupakan salah satu tahapan yang tidak boleh dilewatkan. Hal tersebut dikarenkan ukuran larutan nutrisi yang tepat menjadi kunci pertumbuhan tanaman yang ditanam menggunakan sistem hidroponik tersebut. Apabila ukuran pada larutan nutrisi tidak sesuai, tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Adapun untuk mengukur larutan nutrisi tersebut tidak bisa dilakukan dengan tangan kosong, karena akan lebih tepat apabila dilakukan dengan alat yang direkomendasikan. Hal-hal semacam ini lah yang harus diperhatikan oleh para penanaman hidroponik agar didapatkan sistem penanaman yang lancar sehingga didapatkan tanaman hidroponik yang subur pula.
Alat pengukur larutan nutrisi hidroponik yang sering digunakan terdapat dua macam. Alat yang pertama bernama pH meter. Sesuai namanya, alat pengukur tersebut digunakan untuk mengukur kadar pH pada larutan nutrisi hidroponik. Hanya dengan pH yang sesuai lah tanaman bisa tumbuh dengan maksimal di sistem hidroponik. Sedangkan alat pengukur yang kedua adalah TDS meter. Seperti pH meter, TDS meter juga digunakan untuk mengukur larutan nutrisi. Akan tetapi, TDS meter tersebut leboh digunakan untuk mengukur kadar kepekatan larutan nutrisi yang digunakan untuk bertanam hidroponik. Dengan TDS meter tersebut lah para pekebun bisa mengukur kadar larutan nutrisi yang tepat untuk tanaman yang mereka tanam. Nah, bagi anda yang mau order TDS meter, anda bisa order dengan cara klik disini.